Buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas 12 Revisi Tahun 2018

Lingkup materi pelajaran Prakarya di SMA sederajat disesuaikan dengan potensi sekolah dan daerah setempat, karena sifat mata pelajaran ini menyesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada di daerah tersebut. Penyesuaian ini berangkat dari pemikiran ekonomis, budaya, dan sosiologis. Ekonomis, karena pada tingkat usia remaja sudah harus dibekali dengan prinsip kewirausahaan agar dapat tercapai kemandirian paska sekolah. Budaya yaitu pengembangan materi kearifan lokal melalui prakarya. Sosiologis, karena teknologi tradisi mempunyai nilai-nilai kecerdasan kolektif bangsa Indonesia. Pada mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan terdapat empat (4) cabang yaitu Kerajinan, Rekayasa, Budi daya, dan Pengolahan. Penjelasan ruang lingkup dari masing-masing cabang tersebut adalah sebagai berikut

1. Kerajinan dan Kewirausahaan
Kerajinan mengandalkan keterampilan tangan dan keunikan karakter  material yang digunakan untuk menghasilkan produk dengan nilai estetis dan berfungsi dengan baik. Potensi Indonesia dalam bidang kerajinan sangatlah besar. Hal tersebut membuka peluang bagi peserta didik untuk mengembangkan wirausaha kerajinan saat sudah lepas dari bangku sekolah. Wirausaha selalu menuntut kebaruan dan kreativitas dalam berkarya. Oleh karena itu, pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan cabang Kerajinan melatih peserta didik untuk jeli melihat peluang pasar dan berpikir kreatif dalam pengembangan teknik keterampilan dan pengolahan material lokal.

Kerajinan erat pula terkait dengan nilai pendidikan yang diwujudkan dalam prosedur pembuatan. Prosedur memproduksi dilalui dengan berbagai tahapan dan beberapa langkah yang dilakukan oleh beberapa orang. Kinerja ini menumbuhkan wawasan, toleransi  sosial, serta kemampuan bersosialisasi memulai pemahaman karya  orang lain. Contohnya pada pembuatan karya kerajinan. Pembuat pola dikerjakan oleh perancang gambar dilanjutkan dengan pewarnaan sesuai dengan warna lokal (kearifan lokal) merupakan proses berangkai dan membutuhkan kesabaran dan ketelitian serta penuh toleransi. Jika salah seorang membuat kesalahan, maka hasil akhir tidak akan seperti yang diharapkan oleh pembuat pola dan motif hiasnya. Prosedur semacam ini memberikan nilai edukatif jika dilaksanakan di sekolah. Kerajinan yang diproduksi maupun direproduksi dikemas ulang dengan sistem teknologi dan ekosistem agar efektif dan efi sien berdasarkan potensi lingkungan yang ada.

2. Rekayasa dan Kewirausahaan
Rekayasa diartikan sebagai usaha memecahkan permasalahan  kehidupan sehari-hari dengan berpikir rasional dan kritis sehingga menemukan solusi melalui kerangka kerja yang efektif dan efi sien. Kegiatan pemecahan masalah diawali dengan kepekaan melihat masalah yang ada di lingkungan sekitar dan memahami prinsip-prinsip rekayasa. Ide kreatif dan kemampuan merekayasa menggabungkan prinsip-prinsip rekayasa tersebut untuk memecahkan masalah yang ada. Produk hasil rekayasa selain berfungsi baik, juga harus memperhatikan unsur manusia sebagai penggunanya. Oleh karena itu, produk rekayasa harus aman dan nyaman digunakan oleh penggunanya. Kata ‘rekayasa’ merupakan terjemahan bebas dari kata engineering yaitu perancangan dan rekonstruksi benda atau produk untuk memungkinkan penemuan produk baru yang lebih berperan dan berkegunaan. Prinsip rekayasa adalah menggunakan prinsipprinsip sistem, bahan, serta ide yang disesuaikan dengan kebutuhan pemecahan masalah dan perkembangan zaman. Oleh karenanya, rekayasa harus seimbang dan selaras dengan kondisi dan potensi daerah setempat menuju karya inovatif yang mempunyai nilai manfaat dan keterjualan yang tinggi. Kemampuan berpikir secara rekayasa yang merupakan paduan berpikir kreatif-kritis dan rasionalsistematis akan memberikan bekal kepada peserta didik untuk kelak menjadi wirausahawan di bidang produksi atau penyedia jasa bidang rekayasa.

3. Budi daya dan Kewirausahaan
Budi daya berpangkal pada kultivasi (cultivation), yaitu suatu kerja  yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk agar lebih besar (tumbuh) dan berkembang (menjadi banyak). Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya (pembudi daya) hidup, tumbuh, dan berkembang. Prinsip  pembinaan rasa dalam kinerja budi daya ini akan memberikan  hidup pada tumbuhan atau hewan. Namun, dalam bekerja dibutuhkan sistem yang berjalan rutinitas, seperti kebiasaan hidup orang: makan, minum, dan bergerak. Seorang pembudi daya harus memahami karakter tumbuhan atau hewan yang di’budi daya’kan. Konsep cultivation tampak pada penyatuan diri dengan alam dan pemahaman tumbuhan atau binatang. Pemikiran ekosistem menjadi langkah yang selalu dipikirkan keseimbangan hidupnya. Manfaat edukatif budi daya ini adalah pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (echosystem) menjadikan anak dan tenaga kerja yang berpikir sistematis, namun manusiawi dan kesabaran. Hasil budi daya tidak akan dapat dipetik dalam waktu singkat, melainkan membutuhkan waktu dan harus diawasi dengan penuh kesabaran. Bahan dan perlengkapan teknologi budi daya sebenarnya dapat diangkat dari kehidupan sehari-hari yang variatif, karena masing-masing daerah mempunyai potensi kearifan yang berbeda. 
Budi daya telah dilakukan oleh pendahulu bangsa ini dengan teknologi tradisi yang memperhitungkan musim. Namun, konsep yang disamakan belum mempunyai standar ketepatan dengan suasana/iklim, cuaca, dan ekonomi yang sedang berkembang. Oleh karena itu, pembelajaran prakarya-budi daya diharapkan mampu menemukan ide pengembangan berbasis bahan tradisi dengan memperhitungkan keberlanjutan materi atau bahan. Keterampilan melakukan budi daya dan menghayati proses kultivasi memberikan bekal kepada peserta didik untuk mampu menjadi wirausahawan di bidang budi daya yang sesuai dengan kondisi alam dan lingkungan sekitarnya. 

4. Pengolahan dan Kewirausahaan
Pengolahan artinya membuat atau menciptakan bahan dasar menjadi  benda produk jadi agar dapat digunakan untuk kegiatan produksi dan bermanfaat secara luas. Pada prinsipnya kerja pengolahan adalah mengubah benda mentah menjadi produk matang dengan ‡fincampur atau memodifi kasi bahan tersebut. Oleh karenanya, kerja pengolahan menggunakan sistem desain, yaitu mengubah masukan menjadi keluaran sesuai dengan rancangan yang dibuat. Sumber : Buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas 12 Kurikulum 2013 Tahun 2018

Adapun Materi Pokok Prakarya dan Kewirausahaan Kelas 12 Kurikulum 2013 Edisi Revisi Tahun 2018 adalah sebagai berikut

Kerajinan
Bab I. Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal
A. Perencanaan Usaha Kerajinan untuk Pasar Lokal
B. Perancangan dan Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal
C. Penghitungan Harga Jual Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal
D. Media Promosi Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal
E. Penjualan Sistem Konsinyasi Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal 
F. Evaluasi Diri Pembelajaran Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal 

Bab II. Wirausaha Rekayasa Jasa Profesi dan Profesionalisme
A. Perencanaan Usaha Jasa Profesi dan Profesionalisme
B. Produk Jasa Profesi dan Profesionalisme
C. Penghitungan Harga Jual Produk Jasa
D. Media Promosi Produk Jasa Profesi dan Profesionalisme
E. Penjualan Produk Jasa dengan Sistem Konsinyasi
F. Evaluasi Kegiatan Usaha Jasa Profesi dan Profesionalisme

Budi Daya
Bab III. Wirausaha Produk Budi Daya Unggas Petelur
A. Perencanaan Usaha Budi Daya Unggas Petelur 
B. Perancangan dan Kegiatan Budi Daya Unggas Petelur
C. Penghitungan Harga Jual Produk Budi Daya Unggas Petelur
D. Media Promosi Produk Hasil Budi Daya Unggas Petelur
E. Penjualan Sistem Konsinyasi Produk Budi Daya Unggas Petelur
F. Evaluasi Diri Pembelajaran Wirausaha Budi Daya Unggas Petelur

Pengolahan
Bab IV. Wirausaha Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifi kasi
A. Perencanaan Usaha Makanan Khas Daerah yang Dimodifi kasi
B. Sistem Pengolahan Makanan Khas Daerah yang Dimodifi kasi
C. Penghitungan Harga Jual Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
D. Penentuan Media Promosi Makanan Khas Daerah yang Dimodifikasi
E. Analisis Sistem Konsinyasi yang Dimodifi kasi

Kerajinan
Bab V. Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Global
A. Perencanaan Usaha Kerajinan untuk Pasar Global 
B. Perancangan dan Produksi Kerajinan untuk Pasar Global
C. Penghitungan Harga Jual Produk Kerajinan untuk Pasar Global
D. Media Promosi Produk Kerajinan untuk Pasar Global
E. Penjualan Produk Kerajinan untuk Pasar Global secara Langsung dan Online
F. Evaluasi Diri Pembelajaran Wirausaha Produk Kerajinan Untuk Pasar Global


Rekayasa
Bab VI. Wirausaha Produk Peralatan Teknologi Terapan
A. Perencanaan Usaha Produk Peralatan Teknologi Terapan
B. Produksi Peralatan Teknologi Terapan
C. Penghitungan Harga Jual Produk Peralatan Teknologi Terapan
D. Media Promosi Produk Peralatan Teknologi Terapan
E. Penjualan Produk dengan Sistem Konsinyasi
F. Evaluasi Kegiatan Usaha Produk Peralatan Teknologi Terapan

Budi Daya
Bab VII. Wirausaha Budi Daya Unggas Pedaging
A. Perencanaan Usaha Budi Daya Unggas Pedaging
B. Perancangan dan Kegiatan Budi Daya Unggas Pedaging
C. Penghitungan Harga Jual Produk Budi Daya Unggas Pedaging 
D. Media Promosi Produk Hasil Budi Daya Unggas Pedaging
E. Penjualan Produk Budi Daya Unggas Pedaging secara Langsung dan Online
F. Evaluasi Diri Pembelajaran Wirausaha Budi Daya Unggas Pedaging

Pengolahan
Bab VIII. Wirausaha Pengolahan Makanan Fungsional
A. Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Fungsional
B. Sistem Pengolahan Makanan Fungsional
C. Penghitungan Harga Jual Makanan Fungsional
D. Penentuan Media Promosi Makanan Fungsional
E. Pemasaran Produk Sistem Konsinyasi untuk Makanan Fungsional